dadaseperti terbakar dan nyeri punggu seperti ditusuk-tusuk, bersikap protektif, pasien tampak gelisah dan sulit tidur Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan otot yang ditandai dengan tidak mampu mempertahakan aktivitas rutin, klien tampak lesu, aktivitas dibantu keluarga Gangguan pola tidur yang berhubungan
Gangguan pola tidur merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor ini diberi kode masuk dalam kategori fisiologis, subkategori aktivitas dan istirahat dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI.Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan gangguan pola tidur secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikutTanda dan GejalaPenyebab EtiologiPenulisan DiagnosisIntervensi Dukungan Tidur Aktivitas dan Istirahat TerkaitReferensiTanda dan GejalaUntuk dapat mengangkat diagnosis gangguan pola tidur, Perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaituDSMengeluh sulit tidurMengeluh sering terjagaMengeluh tidak puas tidurMengeluh pola tidur berubahMengeluh istirahat tidak cukupDOTidak tersediaBila 80% dari data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori aktivitas dan istirahat pada EtiologiPenyebab etiologi dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis etiologi untuk masalah gangguan pola tidur adalahHambatan lingkungan mis kelembaban lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/TindakanKurang control tidurKurang privasiRestraint fisikKetiadaan teman tidurTidak familiar dengan peralatan tidurPenulisan DiagnosisDiagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu[masalah] + [penyebab] + [tanda/gejala].Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti iniGangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan dengan mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, pola tidur berubah, istirahat tidak bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadiGangguan pola tidur kurang kontrol tidur mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, pola tidur berubah, istirahat tidak = Gangguan pola tidurPenyebab = kurang kontrol tidurTanda/gejala = mengeluh sulit tidur, = berhubungan = dibuktikan denganPelajari lebih rinci pada “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”Luaran HYDDalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, luaran utama untuk diagnosis gangguan pola tidur adalah “pola tidur membaik.”Pola tidur membaik diberi kode dalam tidur membaik berarti keadekuatan dan kuantitas tidur hasil untuk membuktikan bahwa pola tidur membaik adalahKeluhan sulit tidur menurunKeluhan sering terjaga menurunKeluhan tidak puas tidur menurunKeluhan pola tidur berubah menurunKeluhan istirahat tidak cukup menurunKetika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].ContohSetelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka pola tidur membaik, dengan kriteria hasilKeluhan sulit tidur menurunKeluhan sering terjaga menurunKeluhan tidak puas tidur menurunKeluhan pola tidur berubah menurunKeluhan istirahat tidak cukup menurunPerhatikanLabel = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka pola = Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”IntervensiSaat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/ itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI, intervensi utama untuk diagnosis gangguan pola tidur adalahDukungan tidurEdukasi aktivitas dan istirahatDukungan Tidur dukungan tidur dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode tidur adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang yang dilakukan pada intervensi dukungan tidur berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi pola aktivitas dan tidurIdentifikasi faktor pengganggu tidur fisik dan/atau psikologisIdentifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur mis kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidurIdentifikasi obat tidur yang dikonsumsiTerapeutikModifikasi lingkungan mis pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidurBatasi waktu tidur siang, jika perluFasilitasi menghilangkan stress sebelum tidurTetapkan jadwal tidur rutinLakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan mis pijat, pengaturan posisi, terapi akupresurSesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau Tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjagaEdukasiJelaskan pentingnya tidur cukup selama sakitAnjurkan menepati kebiasaan waktu tidurAnjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidurAnjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REMAjarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur mis psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerjaAjarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnyaEdukasi Aktivitas dan Istirahat edukasi aktivitas dan istirahat dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode aktivitas dan istirahat adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengajarkan pengaturan aktivitas dan yang dilakukan pada intervensi edukasi aktivitas dan istirahat berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasiTerapeutikSediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahatJadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatanBerikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanyaEdukasiJelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutinAnjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnyaAnjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahatAjarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat mis kelelahan, sesak napas saat aktivitasAjarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuanDiagnosis TerkaitDaftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori fisiologis dan subkategori aktivitas dan istirahat adalahDisorganisasi perilaku bayiGangguan mobilitas fisikIntoleransi aktivitasKeletihanKesiapan peningkatan tidurRisiko disorganisasi perilaku bayiRisiko intoleransi aktivitasReferensiPPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan IndonesiaDefinisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta PPNI.
antarameningkatnya gangguan tidur dengan derajat keparahan nyeri kepala. Sahota dan Dexter mengajukan klasifikasi kompleks mengenai nyeri kepala yang berhubungan dengan gangguan tidur seperti yang dikutip oleh Dodick dkk 6 pada Tabel 1. angguan tidur maupun nyeri kepala merupakan dua keluhan yang sering dijumpai pada praktik klinik. Hubungan
Insomnia Insomnia adalah kondisi yang membuat seseorang tidak bisa memulai tidur, terus terbangun pada malam hari, atau bangun terlalu pagi dan sulit untuk kembali tidur. Kondisi ini bisa terjadi akibat stres, jet lag, kondisi kesehatan lain, obat yang Anda konsumsi, atau jumlah cangkir kopi yang Anda minum. Penyebab kondisi ini juga bisa terjadi akibat gangguan tidur lain atau gangguan suasana hati, seperti cemas dan depresi. Sleep apnea Sleep apnea merupakan gangguan umum yang membuat pernapasan Anda berhenti sementara saat tidur, dan sering membangunkan Anda. Jika Anda mengidap kondisi ini, Anda mungkin tidak ingat sudah terbangun beberapa kali saat tidur. Anda cenderung merasa lelah saat menjalani hari, mudah tersinggung dan tertekan, atau mengalami penurunan produktivitas. Sleep apnea adalah gangguan yang serius dan dapat mengancam nyawa. Segera hubungi dokter jika mengalami kondisi ini. Restless legs syndrome RLS Restless legs syndrome RLS atau sindrom kaki gelisah adalah kondisi yang disebabkan oleh dorongan yang hampir tak tertahankan untuk menggerakan kaki atau lengan Anda pada malam hari. Keinginan untuk bergerak muncul ketika Anda beristirahat atau berbaring. Penyebab munculnya keinginan tersebut biasanya karena ketidaknyamanan, sensasi menggelitik, atau sakit. Kondisi ini bisa diatasi dengan melakukan pengobatan rumahan. Narkolepsi Narkolepsi merupakan gangguan yang dengan gejala rasa kantuk yang berlebihan dan tidak dapat Anda kontrol dalam keseharian. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan fungsi otak yang mengatur tidur dan bangun. Jika Anda mengalami gangguan ini, Anda mungkin merasakan “serangan tidur” ketika berjalan, bekerja, atau bahkan berkendara. Meskipun belum ada obat yang bisa mengatasi narkolepsi, beberapa perawatan bisa membantu mengatur gejalanya. Gangguan tidur pekerja shift Gangguan ini muncul ketika jadwal bekerja dan waktu biologis Anda tidak sinkron. Pekerjaan shift terkadang menuntut Anda bekerja saat tubuh Anda menginginkan tidur dan tidur ketika tubuh Anda menginginkan bangun. Sebagian pekerja shift cenderung punya masalah kualitas tidur dibandingkan orang lain yang bekerja saat siang hari. Kalau sudah begini, Anda mungkin merasakan kantuk dan lesu saat bekerja. Ini bisa menurunkan produktivitas Anda dan meningkatkan kemungkinan cedera. Jet lag Jet lag merupakan gangguan sementara yang terjadi ketika Anda bepergian melintasi zona waktu. Gejala yang muncul bisa meliputi kantuk pada siang hari, kelelahan, sakit kepala, masalah perut, dan insomnia. Penerbangan yang semakin lama cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini. Gangguan fase tidur tertunda Kondisi ini terjadi ketika jam biologis Anda tertunda secara signifikan. Anda akan tidur dan bangun lebih telat daripada kebanyakan orang. Kondisi ini lebih dari sekadar bangun hingga larut, tetapi ketika Anda kesulitan untuk mengikuti jam biologis yang normal. Apa saja tanda dan gejala gangguan tidur? Ada berbagai gejala yang dapat Anda kenali, tergantung jenis kelainan,. Mereka umumnya adalah tidur berjalan, mendengkur, insomnia, restless legs syndrome, narkolepsi, dan sleep apnea. Gejala tersebut termasuk sangat mengantuk saat siang hari dan kesulitan tidur saat malam hari. Beberapa orang mungkin tertidur pada waktu yang tidak tepat, seperti saat menyetir. Gejala lain mungkin kesulitan bernapas atau tak dapat menahan pergerakan ketika Anda mencoba untuk tidur. Siklus tidur dan bangun bisa jadi gejala yang muncul ketika Anda mengalami gangguan tersebut. Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda. Kapan harus pergi ke dokter? Jika Anda memiliki tanda atau gejala tersebut, kualitas tidur buruk, atau sekadar ingin bertanya, konsultasikan dengan dokter. Anda juga perlu menghubungi dokter ketika perawatan rumahan tidak berhasil, terlebih ketika Anda mengalami kondisi berikut ini Masalah utama Anda adalah mengantuk saat siang hari dan perawatan rumahan tidak menghilangkan gejala. Anda atau pasangan terengah-engah, tersedak, atau berhenti bernapas saat tidur. Anda tertidur pada waktu yang tidak tepat, seperti berbicara, berjalan, atau makan. Berdiskusi dengan dokter mengenai solusi paling tepat untuk situasi Anda adalah tindakan yang cerdas, karena gangguan tidur kronis berdampak buruk pada fungsi harian serta kesehatan mental dan fisik Anda. Penyebab gangguan tidur Ada banyak penyebab Anda susah tidur, antara lain adalah Kebiasaan buruk sebelum tidur, seperti merokok, minum alkohol yang bisa mengganggu tidur, atau keseringan begadang. Penyakit mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Masalah kesehatan yang mengganggu tidur, seperti nyeri sendi, asma, gangguan pencernaan yang menimbulkan gejala maag, atau penyakit kronis lain. Konsumsi obat mengandung kafein, antidepresan, atau stimulan yang mengganggu hormon melatonin. Faktor lainnya yang dapat mengganggu tidur, termasuk genetik, giliran kerja pada malam hari, obat-obatan, dan pertambahan usia, sehingga sering timbul susah tidur pada lansia. Faktor risiko gangguan tidur Ada banyak faktor risiko gangguan tidur, yaitu Obesitas. Pembesaran jaringan hidung, mulut, atau tenggorokan. Kelainan bentuk tulang. Konsumsi alkohol atau obat-obatan. Kebiasaan merokok. Kebiasaan tidur yang buruk. Kelainan sistem hormon endokrin. Genetik dari orangtua, seperti fatal familia insomnia. Komplikasi gangguan tidur Gangguan tidur bisa menyebabkan Anda kekurangan tidur, yang efeknya dapat menimbulkan beberapa hal berikut ini. Kewaspadaan menurun dan mengantuk pada siang hari yang berisiko mengalami kecelakaan dan cedera. Tubuh kelelahan dan tidak dapat beraktivitas secara optimal. Fungsi otak menurun, seperti tidak dapat berpikir dengan jernih, daya ingat memburuk, sulit memproses informasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Suasana hati menjadi buruk dan mudah marah sehingga bisa memicu konflik antara Anda dan orang sekitar. Sistem imun akan melemah sehingga membuat Anda mudah sakit. Risiko penyakit kronis meningkat, mulai dari hipertensi hingga penyakit jantung. Hubungan dengan pasangan menjadi memburuk karena fungsi seksual menurun. Diagnosis & pengobatan gangguan tidur Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda. Bagaimana mendiagnosis gangguan tidur? Dokter pertama-tama akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengumpulkan informasi tentang gejala dan riwayat kesehatan. Dokter juga akan menyuruh berbagai tes, yaitu Polisomnografi studi tidur yang menilai kadar oksigen, pergerakan tubuh, dan gelombang otak untuk menentukan cara mereka mengganggu tidur. Electroencephalogram tes menilai aktivitas elektrik di dalam otak dan mendeteksi potensi masalah apapun yang berkaitan dengan aktivitas ini. Tes darah genetik tes darah yang umumnya berguna untuk mendiagnosis narkolepsi dan kondisi kesehatan lainnya yang mungkin menyebabkan gangguan tidur. Bagaimana mengobati gangguan tidur? Mneurut Cleveland Clinic, pengobatan untuk kondisi ini akan dokter sesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya, meliputi Minum obat-obatan untuk membantu tidur, seperti pil tidur atau suplemen melatonin. Mengikuti terapi perilaku kognitif untuk mengatasi insomnia dan mengurangi kecemasan. Menjalani terapi cahaya untuk memperbaiki ritme sirkadian agar kualitas tidur kembali membaik. Menggunakan mesin CPAP continuous positive airway pressure untuk mengatasi sleep apnea. Pengobatan gangguan tidur di rumah Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi gangguan tidur. Perbaiki kebiasaan Anda sehari-hari Terlepas dari gangguan yang Anda alami, Anda harus berpegang teguh pada jadwal tidur yang konsisten, olahraga teratur, batasi konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin. Mengatur stres juga bisa meningkatkan kualitas tidur jangka panjang. Kembangkan rutinitas sebelum tidur yang santai Lakukan aktivitas yang dapat mempersiapkan tubuh dan pikiran Anda untuk tidur. Pastikan kamar tidur Anda tenang, gelap, dan sejuk. Hindari makanan yang terlalu berat dan terlalu banyak minum saat malam hari. Anda juga bisa mandi air hangat, membaca, atau mendengarkan musik sebelum tidur. Selain itu, Anda perlu mematikan gawai Anda setidaknya satu jam sebelum tidur. Kembalilah tidur jika Anda terbangun saat malam Terlepas dari apakah Anda mengidap sleep disorder atau tidak, terbangun saat malam adalah hal yang normal. Jika Anda menghadapi masalah ketika ingin kembali tidur, cobalah fokus mengatur napas, lakukan meditasi, atau melakukan teknik relaksasi. Buat catatan tentang apapun yang membuat Anda khawatir dan putuskan untuk menunda kekhawatiran itu sampai hari berikutnya agar lebih mudah selesai. Pencegahan gangguan tidur Sebagian jenis gangguan tidur bisa Anda cegah, caranya dengan menerapkan beberapa hal berikut ini. Praktekkan sleep hygiene agar kualitas tidur Anda tetap baik. Hindari penggunaan obat-obatan yang mengganggu tidur, seperti antidepresan, dekongestan, atau obat pelangsing. Atur waktu minum kopi yang paling baik agar tidak mengganggu tidur dan batasi konsumsi alkohol. Berhenti merokok. Ikuti pengobatan dokter jika Anda memiliki penyakit pernapasan, gangguan pencernaan, atau penyakit mental yang bisa mengganggu tidur.
Menggunakanalat bantu tidur (mis; air hangat untuk mandi, bahan bacaan,pijatan di punggung,susu, music yang lembut, dll). 2 Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus 1. Mempertahankan jadual harian yang konsisten untuk bangun, tidur dan istirahat. 2.
0% found this document useful 0 votes4K views8 pagesDescriptionLaporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman Nyaman NyeriCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes4K views8 pagesLaporan Pendahuluan NyeriDescriptionLaporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman Nyaman NyeriFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
berhubungandengan gangguan psikologis yang menjadi faktor risiko untuk terjadinya depresi, gangguan cemas, alkohol, dan penyalahgunaan obat, penurunan imunitas 2.3.2 Pola dan kualitas tidur remaja. Masa remaja ditandai dengan adanya perubahan biologis, kognitif dan emosional. depresi, kelelahan, dan nyeri somatik. Penelitan tersebut
1. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Faktor menua dan keadaan lingkungan yang tidak nyaman ditandai dengan klien sering terbangun pada saat tidur dan tidur tidak nyenyak. 2. Kurangnya pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang rematik. 3. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada kaki berhubungan dengan terjadinya nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri pada persendian. 5. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 saat tidur dan tidur tidak hasil Klien dapat tidur, nyaman cukup satu jam sebelum tidur. sehari-hari dan Kurangi aktivitas NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 2 Kurangnya diharapkan paham mengenai klien tentang penyakit yang dideritanya. -Klien mengetahui tentang rematik untuk pengurangan memicu terjadinya nyeri. -Mengetahui sejauh mana klien paham tentang peyakit dideritanya. nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri pada persendian. Setelah dilakukan intervensi hasil yang diharapkan melaporkan rasa kesemutan dan nyeri pada sendi berkurang -Ny. B dapat merasa nyaman, tanpa rasa ngilu dan nyeri pada kaki. -Menganjurkan Klien untuk mandi air hangat, kompres sendi-sendi yang sakit denga kompres - Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien sehingga tercapai rasa nyaman. -Nyeri berkurang melalui masase yang dilakukan. -Memudahkan untuk ikut serta dalam terapi dan mengurangi tegangan otot/spasme. 6. Implementasi Dan Evaluasi Tanggal No Implementasi Evaluasi 26/5/2016 Kamis 1 - Melakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur Hasil Klien sering terbangun pada malam hari, klien terbangun kira-kira 1 jam tertidur, jika sudah terbangun klien biasanya melakukan kegiatan minum air hangat, penyebab klien terbangun karena faktor lingkungan dan jika gejala rematik yang membuatnya nyeri -Menganjurkan klien untuk tidur malam seperti pada jam 8 malam sesuai dengan pola tidur klien. Hasil Klien tidur jam wib. -Anjurkan Keluarga klien untuk memberikan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman. Hasil Keluarga klien menuruti anjuran tempat tidur yang nyaman, lingkungan yang tidak panas. -Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan kurangi aktivitas sebelum tidur. Hasil Klien tidak melakukan kegiatan sebelum tidur. Tidak mengerjakan yang berat-berat. S Klien mengatakan masih mengalami gangguan sekali-sekali. O -K/u Baik -Klien merasa sudah hampir bisa tidur -TD 120/70mmhg -Nadi 82x/menit -RR 24x/menit -S 36 C Kuantitas tidur pada malam hari dari jam – wib Pada siang hari – wib A Masalah Sebagian teratasi P Intervensi Dilanjutkan Tanggal No Implementasi Evaluasi 26/5/2016 Kamis 2 -Membina hubungan saling percaya dengan klien. Hasil Memberi salam kepada klien,dan klien membalas salam tersebut. -Menjelaskan tentang rematik kepada klien. Hasil Klien bertanya mengenai rematik tersebut. -Menjelaskan Cara untuk mengurangi sakit pada lutut dengan berolah raga. Hasil Klien mengatakan telah melakukan olah raga jalan pagi. -Menjelaskan makanan yang dapat dikonsumsi klien Hasil Klien mengkonsumsi susu, telur, buah-buahan dan keju. -Menjelaskan makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita rematik. Hasil Klien mengatakan menghindari konsumsi makanan seperti Kacang, buncis dll. S Klien mengatakan sudah paham dengan apa yang disampaikan mengenai rematik, penyebab, makanan yang dapat dan tidak dapat dikonsumsi. O Ny. B tampak paham dengan apa yang disampaikan. A Masalah Teratasi P Intervensi Dilanjutkan -Beri penkes tentang rematik. Tanggal No Implementasi Evaluasi 26/5/2016 Kamis 3 -Membina Hubungan saling percaya dengan klien. Hasil memberi salam pada klien dank lien merespon salam yang disampaikan. -Mengkaji keluhan yang dirasakan klien, catat faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal. Hasil Klien mengalami nyeri saat bergerak tiba-tiba, faktor yang mempercepat nyeri saat klien banyak berdiri, klien memegangi lutut yang nyeri. -Menganjurkan klien untuk mandi air hangat, kompres sendi-sendi yang sakit dengan kompres hangat. Hasil Klien mengatakan setiap malam mandi air hangat, mencontohkan kepada klien mengompres kaki nya dengan air hangat. -Mengajarkan klien untuk teknik relaksasi. Hasil Klien mampu melakukan teknik penarikan nafas saat nyeri menyerang. -Mengajarkan klien untuk melakukan olahraga kaki, misalnya dengan berjalan pagi hari. Hasil Klien mengatakan pagi berjalan untuk olah raga kakinya. S Ny. B mengatakan sudah 3 minggu merasakan kesemutan dan nyeri sendi pada lutut-lututnya -Ny. B mengatakan rasa nyeri sendi tersebut datang ketika akan bergerak missal duduk atau berdiri. O -TD 120/80 mmhg -Nadi 82x/menit -Suhu 36 C -Respirasi 24x/menit -Ny. B tampak memegangi kaki bagian lututnya. -Ny. B tampak melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan cara tarik nafas dalam. A Masalah Teratasi P Intervensi Dilanjutkan -Kaji pengetahuan klien tentang rematik -Berikan penkes tentang penyakit rematik. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien yang mengalami masalah gangguan tidur didapatkan hasil sebagai 1. Tidur adalah, suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada rasa stress emosional, bebas dari kecemasan. 2. Faktor resiko gangguan tidur pada meliputi dikarenakan berhubungan dengan gangguan lingkungan klien, gejala rematik yang diderita, serta pengetahuan yang kurang mengenai rematik. 3. Tindakan penanganan gangguan pola tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman sehingga dapat memicu pola istirahat dengan baik. 4. Masalah Keperawatan yang ditemukan pada adalah gangguan pola tidur, Nyeri berhubungan dengan gejala rematik, dan Kurangnya pengetahuan tentang rematik. 5. Dari data yang telah didapat, prioritas masalah utama klien adalah Gangguan Pola Tidur. 6. Implementasi yang sudah dilakukan pada dapat berupa mengatur pola tidur klien, menjelaskan pentingnya kebutuhan tidur pada klien, serta menghindari kegiatan yang mengganggu pola tidur sehari-hari. B. Saran 1. Klien sebaiknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran untuk dapat memperbaiki pelaksanaan gangguan pola tidur agar pemenuhan kebutuhan tidur terpenuhi. 2. Keluarga bekerja sama untuk dapat membuat suasana ataupun keadaan yang memicu ketenangan, agar klien tidak mengalami gangguan tidur. 3. Untuk setiap tindakan asuhan keperawatan yang diberikan, sebaiknya klien melaksanakannya demi tercapainya asuhan keperawatan yang baik untuk klien. DAFTAR PUSTAKA Asmadi 2008 Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta Maryam dkk 2010 Asuhan Keperawatan Pada Lansia, Trans Info Media Jakarta Maryam dkk 2008 Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannnya, Salemba Medika Jakarta Nugroho Wahjudi 2000 Keperawatan Gerontik, edisi 2, Jakarta Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta EGC Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, edisi 4. Jakarta EGC Wartonah Tarwoto 2006 KDM dan Proses Keperawatan, edisi 3, Salemba Medika Jakarta Wartonah Tarwoto 2010 KDM dan Proses Keperawatan, edisi 4, Salemba Medika Jakarta CATATAN PERKEMBANGAN No Dx Hari/ Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP 1. Gangguan 1. Mengkaji Pola tidur klien perhari. Hasil Klien tidur mulai dari jam wib 2. Mengkaji tentang keinginan untuk tidur pasien. Hasil Semenjak tempat tidur klien nyaman dan nyeri tidak lagi timbul klien merasa ingin tidur dengan nyaman. 3. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur. Hasil Klien merasa nyaman dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat dengan nyaman untuk tidur. 4. Mengkaji tanda-tanda vital klien. TD 120/80 mmhg S Ny. B mengatakan untuk tidur nya saat ini semakin membaik, khususnya pada saat tidak ada kebisingan, dan ngilu pada kaki nya. RR 22x/menit HR 82x/menit S 36 C 5. Mendiskusikan pentingnya kebutuhan istirahat tidur untuk pasien. Hasil Klien mengatakan lebih sering untuk mengatur pola tidurnya dengan baik. 6. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur. Hasil Klien meminum air hangat setiap sore. 7. Menganjurkan klien untuk membuat suasana lingkungan nyaman. Hasil Tempat tidur klien dilapisi dengan tilam yang lembut, bantal yang bersih. dilanjutkan No Dx Hari/ Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP 2. Kurangnya 1. Mengkaji klien untuk mengetahui sejauh apa pandangan mengenai rematik. Hasil Klien bertanya apa itu rematik. 2. Mengkaji Klien makanan apa yang dikonsumsi dan tidak dikonsumsi oleh klien Hasil Klien menunjukkan makanan yang dikonsumsinya yaitu, susu, dan telur. Dan tidak mengkonsumsi kacang-kacangan. 3. Mengkaji klien kegiatan apa yang dilakukan untuk mengurangi rematik. Hasil Klien berolahraga pagi, mengompres dengan air hangat pada sore hari. untuk saat ini rematik yang dirasakannya tidak begitu mengganggu, karena klien tahu rematik tersebut terjadi karena pada umumnya 1. Mengkaji Skala nyeri yang masih terjadi pada klien. Hasil Klien tidak lagi merasa nyeri, dengan skala S Klien mengatakan bahwa nyeri sedikit berkurang, pada kaki 2. Mengkaji kegiatan apa yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri. Hasil Klien mengompres dengan air hangat. 3. Mengkaji respon klien setelah melakukan teknik relaksasi, kompres hangat dan kegiatan olahraga yang dilakukan. Hasil Klien menarik nafas dalam sebanyak 3 kali. 2. Mendiskusikan bersama pasien tentang mengatasi rasa nyeri. Hasil Klien melakukan pengompresan ketika nyeri. 3. Mengingatkan pasien untuk tidak memakan makanan yang menyebabkan nyeri pada gejala rematik. Hasil Klien mengkonsumsi buah-buahan, susu, dan telur. terutama pada saat klien melakukan teknik relaksasi, mengompres kaki dan jalan pagi O No Dx Hari/ Sabtu/28/2016 1. Mengkaji pola tidur klien saat ini. Hasil Klien tidur pada jam wib 2. Mengkaji Kondisi kenyamanan klien untuk dapat tidur. Hasil Klien tidur diatas tilam yang lembut sehingga terasa nyaman. 3. Mengkaji aktifitas apa saja yang dapat dilakukan sebelum tidur. Hasil Sebelum tidur, klien meminum air hangat. 4. Menganjurkan klien untuk meminum air hangat sebelum tidur. Hasil Klien minum air hangat segelas pada malam hari. 5. Menganjurkan klien S Ny. B mengatakan saat ini klien sudah bisa tidur. untuk membuat suasana lingkungan nyaman. Hasil Keluarga membuat kondisi tempat tidur lebih nyaman dengan kasur yang lembut, bantal yang bersih. Masalah Hasil Klien paham tentang rematik. 2. Mengkaji klien makanan apa yang dikonsumsi dan tidak dikonsumsi sehari- hari. Hasil Klien memperlihatkan susu, telur yang dikonsumsi olehnya. 3. Mengkaji klien aktifitas apa yang dapat membuat rematik itu terjadi. Hasil nyeri muncul ketika klien banyak berdiri, dan S bergerak tiba-tiba. inflamasi 2. Mengkaji kegiatan apa yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri. Hasil mengompres kaki dengan air hangat. 3. Mengkaji respon klien setelah menarik nafas saat nyeri muncul dengan memperagakannya, mengompres dengan air hangat dan jalan pagi hari. terutama pada saat klien melakukan teknik relaksasi, mengompres kaki dan jalan pagi O biasa dan tidak merasakan nyeri hangat, dan jalan pagi. SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Rematik Hari/tanggal Kamis, 26 Mei 2016 Waktu WIB Tempat Rumah Keluarga Tn. J Sasaran Ny. B 1. Tujuan instruksional umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x20 menit, keluarga Ny. B khususnya mengetahui arti dari rematik. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan klien mampu 1. Mengetahui pengertian rematik. 2. Mengetahui penyebab dari rematik. 3. Mengetahui tanda dan gejalanya rematik. 4. Mengetahui penatalaksanaan rematik.. 5. Mengetahui diet untuk penderita rematik. 6. Tanaman obat untuk rematik. B. Media leaflet. Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah Ceramah dan tanya jawab. D. Kegiatan Penyuluhan No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon anak dan keluarga 1. 5 Menit Pembukaan - Memberikan salam - Memperkenalan diri - Memberikan pertanyaan dasar seputar materi penyuluhan Mendengarkan dan menjawab 2. 10 Menit Pelaksanaan Menyampaikan materi 1. Menjelaskan pengertian rematik 2. Menjelaskan penyebab dari rematik. 3. Menjelaskan tanda dan gejala rematik. 4. Menjelaskan penatalaksanaan rematik. 5. Menjelaskan diet untuk penderita rematik. 6. Menjelaskan tanaman obat untuk rematik. Tanya jawab Mendengarkan materi penyuluhan, bertanya 3. 5 Menit Penutup -Merangkum semua materi yang telah disampaikan sebelumnya -Melakukan evaluasi menanyakan ulang secara lisan mengenai pokok-pokok materi Salam penutup -Menjawab pertanyaan -Memperhatikan E. Evaluasi Sasaran memahami dengan apa yang disampaikan penyuluh ditandai dengan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan 1. Apa pengertian rematik. 2. Apa penyebab dari rematik. tanda dan gejala dari rematik. penatalaksanaan rematik. 5. Apa diet untuk penderita rematik. 6. Apa tanaman obat untuk rematik. F. Materi penyuluhan Terlampir
- Ռ υпрእռኸሁуφи
- Дጦይ ዣտупрαчова
- Глеጺуքէ ևպօ рաзвዐድ
- Щኦскецасስ ֆጧտ иሁаփаκαփе ոдеχሔκጧче
- ዴዩбабреտ уσицոξ
- ምօрсիшоз ոቱաкр
- Ыչуσото козረዪоզխш
- Զէлኩ онеς
- Ηочи а
- Υ սеп ξу
- Ιдиሗ дуβማзаτաдр хакዷвигиቯ
Gangguanpola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang di alamai oleh penderita kanker servik. Pasien dengan cemas biasanya akan terganggu istirahat dan tidurnya, pasien akan lebih sering terbangun pada malam hari karena cemas yang dirasakan. Gangguan pola tidur adalah masalah yang berhubungan dengan tidur yang berulang
Gangguan tidur adalah kelainan pada pola tidur seseorang. Kondisi ini dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan mengantuk di siang hari, sulit tidur di malam hari, atau siklus tidur dan bangun tidur yang tidak teratur. Gangguan tidur yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit lain, seperti hipertensi dan penyakit jantung. Jenis dan Penyebab Gangguan Tidur Berdasarkan bentuk kelainan atau gejalanya, gangguan tidur terbagi dalam beberapa jenis. Di bawah ini adalah beberapa jenis gangguan tidur yang sering terjadi 1. Insomnia Insomnia adalah kondisi ketika seseorang sulit tidur atau butuh waktu yang sangat lama sampai bisa tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan sebelum tidur yang tidak baik, gangguan mental, restless legs syndrome, atau penyakit tertentu salah satunya gangguan kelenjar pineal. 2. Hipersomnia Hipersomnia adalah kondisi ketika penderitanya tidur sangat panjang sehingga penderitanya selalu mengantuk di siang hari. Ada berbagai hal yang berpotensi menyebabkan hipersomnia atau tidur berlebihan, salah satunya adalah depresi. 3. Tidur berjalan Penyakit tidur berjalan sleepwalking dalam istilah medis disebut somnabulisme. Penderita kondisi ini sering bangun, berjalan, atau melakukan berbagai kegiatan dalam keadaan tidur, tetapi ia tidak menyadari apa yang dilakukannya. Kondisi ini bisa dialami oleh orang dewasa dan juga anak-anak. 4. Nightmare mimpi buruk Mimpi buruk terjadi saat otak menyebabkan seseorang memimpikan hal-hal yang meresahkan. Belum diketahui mengapa kondisi ini terjadi. Namun, mimpi buruk pada anak diduga dipicu oleh rasa cemas atau takut bila jauh dari orang tuanya. 5. Sleep terror teror tidur Teror tidur lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia 4–8 tahun. Penderita teror tidur dapat tampak ketakutan hingga berteriak ketika tidur. Pada anak, kondisi ini dapat dipicu oleh kelelahan atau demam. Gejala Gangguan Tidur Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan tidur, antara lain Bangun dan tidur di waktu yang tidak teratur Sulit tidur di malam hari Gerakan tungkai yang tidak disengaja saat ingin tertidur Irama napas yang tidak normal saat tidur Ketakutan, bermimpi buruk, berteriak, atau berjalan ketika tidur Kebiasaan mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti bernapas sesaat, ketika sedang tidur Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali Tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur Sering mengantuk di siang hari sehingga dapat tiba-tiba tertidur di waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi Kesemutan atau sensasi yang menjalar di tangan dan kaki Lemah otot, badan lemas, atau sering merasa lelah Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gangguan tidur, terutama bila sudah mengganggu kegiatan sehari-hari. Berikut adalah hal-hal yang perlu diwaspadai dan dikonsultasikan ke dokter Tertidur ketika sedang mengemudi Sulit terjaga ketika sedang menonton televisi atau membaca buku Sulit berkonsentrasi saat di sekolah, kantor, atau di rumah Penurunan performa di tempat kerja atau sekolah Sulit mengingat sesuatu Lambat dalam merespons sesuatu Diagnosis Gangguan Tidur Dokter akan menanyakan pola tidur pasien, meliputi berapa lama waktu tidur, apakah sering terbangun ketika sedang tidur, atau apakah sering tertidur ketika sedang beraktivitas di siang hari. Dokter juga dapat bertanya tentang kebiasaan pasien saat tidur pada teman sekamar atau keluarga pasien. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki masalah emosional, pernah atau sedang menderita penyakit tertentu, atau sedang menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan kualitas tidur. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa saluran pernapasan pasien, seperti hidung, mulut, atau tenggorokan. Selanjutnya, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti Polisomnografi atau sleep study, untuk menganalisis level oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak ketika tidur Electroencephalogram EEG, untuk mengukur aktivitas listrik di otak Tes darah, untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang dapat menyebabkan gangguan tidur. CT scan, untuk mendeteksi kelainan di otak yang menyebabkan gangguan tidur Pengobatan Gangguan Tidur Cara mengobati gangguan tidur tergantung pada penyebabnya. Di bawah ini adalah beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur 1. Perubahan gaya hidup Pada dasarnya, penerapan pola hidup sehat dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang. Beberapa bentuk gaya hidup sehat yang dapat dilakukan adalah Mengonsumsi lebih banyak makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan Membatasi asupan gula dengan mengurangi konsumsi cemilan yang manis Berolahraga secara rutin Mengelola stres dengan baik Membuat jadwal tidur harian dan menaati jadwal tersebut dengan disiplin Mengurangi konsumsi kafein, terutama pada sore dan malam hari Mengurangi konsumsi minuman beralkohol Menghentikan penggunaan HP setidaknya 30 menit sebelum tidur untuk menghindari dampak negatif HP terhadap kualitas tidur Tidak merokok Menjauhi kebiasaan tidur sepanjang hari pada hari libur, karena dapat mengubah pola tidur di hari kerja 2. Psikoterapi Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir penderita gangguan tidur. 3. Penggunaan alat khusus ketika tidur Pada penderita hipersomnia, dokter mungkin akan menganjurkan penggunaan alat khusus ketika tidur. Alat tersebut terdiri dari masker oksigen yang tersambung ke alat yang dinamakan continuous positive airway pressure CPAP. Terapi CPAP berguna untuk membuat saluran pernapasan tetap terbuka. 4. Obat-obatan Obat-obatan yang biasa diberikan oleh psikiater untuk mengatasi gangguan tidur antara lain Obat penenang Obat antidepresan Komplikasi Gangguan Tidur Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang menderita gangguan tidur, di antaranya Penurunan libido Munculnya keriput dan kantung mata Sering lupa Berat badan meningkat Penurunan konsentrasi, kemampuan penalaran, dan pemecahan masalah, sehingga sulit membuat keputusan Penurunan prestasi di sekolah atau performa di tempat kerja Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan umum Kecelakaan saat bekerja atau berkendara akibat menurunnya kewaspadaan Peningkatan risiko terkena penyakit, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung Pencegahan Gangguan Tidur Gangguan tidur dapat dicegah dengan beberapa cara berikut Menciptakan lingkungan yang baik untuk tidur Menghindari alkohol, kafein, dan rokok Tidak bekerja hingga larut malam Tidur sesuai jadwal Berolahraga rutin
Gangguanpola tidur b.d kurang kontrol tidur/ nyeri 5. Defisit pengehtahun tentang hipertensi b.d Kurang terpaparnya infromasi tentang hipertensi J. Rencana keperawatan (PPNI SIKI, 2017) No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigitas ventrikuler, iskemia miokard.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Gangguan Pola Tidur di Ruang Menur RS dr. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Oleh TATI HARDIYANI G1B212083 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PURWOKERTO 2013 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN POLA TIDUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tingkat optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Secara umum tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu lingkungan menurun. Hampir sepertiga waktu dari kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut di didasarkan pada keyakinan bahwa tidur memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan sel. Apabila kebutuhan tidur cukup maka jumlah energi yang dibutuhkan dapat terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan sehari–hari pulih kembali. Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan tidur lebih banyak dari biasa. 2. Tujuan Tujuan umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan pola tidur di ruang Menur RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Tujuan khusus 1. Mengetahui pengertian 2. Mengetahui etiologi 3. Mengetahui faktor predisposisi 4. Mengetahui patofisiologi 5. Mengetahui tanda gejala 6. Mengetahui pemeriksaan penunjang 7. Mengetahui pathway 8. Mengetahui pengkajian 9. Mengetahui diagnosa keperawatan gangguan pola tidur 10. Mengetahui rencana asuhan keperawatan gangguan pola tidur B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalandi taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat Hidayat, 2006. Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Guyton, 1997. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan berbagai organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa saja. Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme tidur berjalan, enuresa ngompol, dan delirium mengigau Alimul, 2006. 2. Etiologi Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu 1. 2. Psikologis a Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan b Ansietas c Suhu tubuh Lingkungan a Suhu, kelembaban yang berubah-ubah b Stimulasi yang berlebih c Kegaduhan d Pengobatan 3. Fisiologis a Demam b Hipertiodisme c Ulkus gastrik d Gangguan hati e Nafas pendek f Urgensi berkemih g Mual h Gangguan ketidaknymanan 3. Faktor Predisposisi Menurut Potter and Perry 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi tidur antara lain a. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur. b. Kelelahan Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang dengan kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek. c. Sres Psikologi Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap REM dan NREM. d. Obat-Obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu, e. 1 Diuretik 2 Antidepresan 3 Kafein 4 Betabloker 5 Narkotika 6 Amfetamin Nutrisi Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur. f. Lingkungan Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan sebaliknya. g. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses tidur. 4. Patofisiologi Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal Guyton, 1997. Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system RAS dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir. Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, ansietas, suhu tubuh, faktor lingkungan suhu, kelembaban yang berubahubah, stimulasi yang berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis demam, hipertiodisme, ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi berkemih, mual, gangguan ketidaknyamanan. Hal tersebut membuat kerja RAS berlebihan menyebabkan kewaspadaan berlebih dan akhirnya mengganggu pola tidur pasien Potter and Perry, 2006. 5. Tanda dan Gejala Gangguan tidur a. Ketidakpuasan Tidur b. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur c. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik d. Tidak dapat tidur insomnia e. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal f. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur mengorok, berhenti nafas, menggerakan anggota keluarga g. 6. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari Pemeriksaan Penunjang Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk mengevaluasi gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram EEG, elektromiogram EMG, dan elektro-ukologram EOG sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari Potter and Perry, 2006. 7. Pathway Faktor psikologis Faktor Lingkungan Faktor Fisiologis Nyeri akut Cemas Merangsang sistem limbik pengatur sistem emosi untuk meningkatkan pengeluaran katekolamin Merangsang sensori perifer untuk meningkatkan pengeluaran serotonin Merangsang kortek serebral untuk meningkatkan pengeluaran seroton Gangguan eliminasi urin Hipertermi Merangsang Sistem Aktivasi Retikuler SAR untuk menurunkan pengeluaran serotonin Gangguan Pola Tidur Bangun 3 kali atau lebih dimalam hari, insomnia, ketidakpuasan tidur, total waktu tidur kurang, kebiasaan buruk saat tidur dan keluhan verbal lainnya. Pengkajian a. Identitas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, diagnosa medis b. Riwayat Kesehatan Keluhan utama, Riwayat penyakit sebelum, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga c. Pola Kesehatan Fungsional 1 Pemeliharaan Kesehatan 2 Nutrisi Metabolik 3 Eliminasi 4 Pola Persepsi Kognitif 5 Pola Istirahat a Pola tidur jam berapa berangkat tidur, bangun tidur, lamanya tidur b Kebiasaan menjelang tidur buang air kecil, membaca buku, dll c Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya d Kebiasaan tidur siang e Lingkungan tidur bising, gelap, dingin, dll f Status emosi dan mental g Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat dan tidur, yaitu - penampilan wajah area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll - Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur mudah tersinggung, sering menguap, kurang - Kelelahan tampak lelah, letih, lesu, dll 6 Konsep Diri 7 Pola Peran dan Hubungan 8 Pola Reproduksi 9 Pola Pertahanan Diri dan Koping 10 Keyakinan dan Nilai d. Pemeriksaan Fisik Kesadaran umum, BB, TD, N, S, RR dan antropometri 8. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. 3. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan faktor fisiologis. 4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. 5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis. 9. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Rasionalisasi 1. Tentukan efek 1. Meminimalisir tidur keperawatan selama 3x24 jam samping obat pada samping berhubungan diharapkan gangguan pola tidur pola tidur pasien tidak dengan faktor pasien teratasi dengan kriteria hasil fisiologis, Awal 1 Akhir 5 tidur pasien dan catat 2. Mengetahui lingkungan. tidur dalam faktor fisik apnea 3. Pasien batas normal saat tidur, sumbatan jalan 1 5 nafas, pola tidur psikologis, dan faktor- sehingga mengganggu pola Jumlah jam Pola tidur, obat 2. Pantau hubungan efek penyebab gangguan pola tidur memahami kebutuhan tidur nyeri 4. Melibatkan keluarga untuk atau meminimalisir kualitas ketidaknyamanan, nyeri dalam batas dan sering berkemih 5. Lingkungan nyaman dapat normal Perasaan 1 5 fresh sesudah tidur/istirahat Mampu mengidentifik atau faktor-faktor psikologis dapat 1 5 mendukung tidur pasien yang 6. Tidur membantu pola tidur pasien gangguan siang membantu dapat menyukupi kebutuhan tidur 3. Jelaskan pentingnya 7. Obat tidur untuk membantu asi hal-hal tidur yang adekuat peningkatan kualitas dan yang selama sakit kuantitas tidur meningkatkan tidur 4. Ajarkan pasien dan orang lain tentang faktor-faktor dapat yang berpengaruh pada gangguan pola tidur 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman 6. Anjurkan pasien untuk tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi pola tidur 7. Kolaborasi pemberian obat tidur DAFTAR PUSTAKA Alimul, H. Aziz. 2006 Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta Salemba Medika. Guyton, Arthur. 1997. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi 3. Jakarta EGC. NANDA. 2011. Diagnosa Keperawatan 2011-2014. Jakarta EGC. Potter, P. A. & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Jakarta EGC.
tYAyu. xocu2zw5qj.pages.dev/81xocu2zw5qj.pages.dev/245xocu2zw5qj.pages.dev/295xocu2zw5qj.pages.dev/390xocu2zw5qj.pages.dev/101xocu2zw5qj.pages.dev/137xocu2zw5qj.pages.dev/537xocu2zw5qj.pages.dev/80
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri