Suami KH. Abdullah Kafabihi Mahrus Ayah: Kiai Muhammad Ibu: Nyai Ummu Salmah Berkebangsaan: Indonesia Pesantren: Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat Al-Qur'aniyyah (HMQ) Silsilah Keluarga Bu Nyai Azzah Noor Laila. Ayah: Kiai Muhammad (putra H.Asyrofuddin dan Zainab, menurut keterangan bahwa Asyrofuddin adalah seorang keturunan Gujarat India yang hijrah ke Semarang)

Jakarta, NU Online Pengasuh Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengungkap rahasia di balik saleh dan salehahnya anak dari KH Askandar pendiri Pesantren Manbaul Ulum Berasan, Banyuwangi, Jawa Timur adalah dengan memperbanyak sedekah dan memasukkan anak-anak beliau ke pesantren. Hal ini disampaikannya dalam puncak acara Haul ke-2 KH Noer Muhammad Iskandar Kiai Noer di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. “Jika kita mengenang almaghfurlah Kiai Noer Iskandar, kita menengok sejarah bapak beliau, almaghfurlah Kiai Askandar,” kata Kiai Kafa memulai pidato. “Jadi, Kiai Askandar itu putranya banyak. Namun, yang menakjubkan anak-anaknya minal ulamail amilin minas shalihin was shalihat menjadi ulama yang mampu mengamalkan ilmunya juga saleh dan salehah. Ini kan luar biasa. Apa rahasianya,” sambung salah satu Rais Syuriah PBNU ini. Putra ke-12 dari KH Mahrus Aly dan Nyai Hj Zainab itu kemudian menceritakan bahwa awalnya Kiai Askandar mempunyai usaha bisnis yang sukses. Kemudian beliau bertemu dengan Mbah Wali Hasan KH Muhammad Hasan Basri dari Buntet. Oleh Mbah Hasan, Kiai Iskandar dinasihati agar mengaji. Lantas, beliau sadar. Lalu fokus mengaji dan meninggalkan bisnisnya. “Informasinya terkait dunianya bisnisnya, hartanya disedekahkan,” imbuh Kiai kelahiran 1960 yang akrab disapa Gus Kafa tersebut. Mengapa sedekah bisa menjadi rahasia anak saleh dan salehah? Kiai Kafa menjelaskan, jika harta tidak disedekahkan, maka akan menjadi tidak jelas arahnya. Menjadi warisan dan habis begitu saja. Bahkan, berpotensi menjadikan sebab putusnya rasa sayang antarsaudara dan lainnya. “Coba kalau hartanya orang kaya itu tidak disedekahkan. Ini bisa diwaris habis, terus turunannya tidak jelas. Bahkan, harta bisa menjadikan rahim kasih sayang putus dan lain-lain,” tegas Kiai Kafa. Terkait dengan nasihat mengaji, Kiai Kafa mengatakan bahwa sebaik-baik orang sibuk, yaitu sibuk dengan ilmu, mengajarkannya, dan mengamalkannya. Kunci semua keutamaan itu ada pada ilmu. Sebab ulama lah yang menyampaikan tentang keutamaan sedekah, zakat, jihad dan lain-lain. Santri KH Dimyathi Rois tersebut juga menuturkan bahwa rahasia lain dari saleh dan salehahnya anak-anak KH Askandar adalah memasukkan mereka ke pesantren. “Jadi kalau orang ahli sedekah, dan anaknya dipondokkan di pesantren salaf. Insyaallah anaknya minal ulamail amilin minas shalihin was shalihat menjadi ulama yang mampu mengamalkan ilmunya juga saleh dan salehah,” tambah Kiai Kafa pada haul yang digelar pada Rabu 23/11/2022 itu. “Mudah-mudahan Kiai Noer Iskandar, anak-anaknya minas shalihin was shalihat, minal ulamail amilin, bisa meneruskan perjuangan beliau. Aamiin yaa rabbal aalamin,” pungkas Kiai Kafa diaminkan seluruh hadirin. KH Noer Muhammad Iskandar SQ lahir di Banyuwangi, 5 Juli 1955 – wafat 13 Desember 2020/28 Rabi’ul Akhir 1442 H adalah putra ke-9 dari 11 bersaudara dari pasangan KH Askandar dengan Nyai Hj Robiatun. Kiai Noer dikenal sebagai dai di salah satu televisi nasional. Selain itu, Kiai Noer Iskandar merupakan pendiri Pesantren Asshiddiqiyah, sebuah lembaga pendidikan dengan memadukan sistem pembelajaran klasik dan modern. Kini, ada 12 pesantren warisan Kiai Noer yang tersebar di seluruh Indonesia. Yaitu sebagai berikut 1. Asshiddiqiyah pusat di Kebon Jeruk, Jakarta Barat 2. Asshiddiqiyah 2 Batuceper, Tangerang 3. Asshiddiqiyah 3 di Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat 4. Asshiddiqiyah 4 di Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat 5. Asshiddiqiyah 5 di Jonggol, Bogor, Jawa Barat. 6. Asshiddiqiyah 6 di Setu Kota, Tangerang Selatan, Banten 7. Asshiddiqiyah 7 di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat 8. Asshiddiqiyah 8 di Tungkal Jaya, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan 9. Asshiddiqiyah 9 di Gunung Sugih, Lampung Tengah 10. Asshiddiqiyah 10 di Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat 11. Asshiddiqiyah 11 di Gunung Labuhan, Waykanan, Lampung 12. Asshiddiqiyah 12 di Jonggol, Bogor, Jawa Barat Kontributor Mamluatul Hidayah Editor Musthofa Asrori

MenurutKH. Abdulloh kafabihi Mahrus (Putra KH. Mahrus Ally), duet kepemimpinan antara KH. Marzuki Dahlan dan KH. Mahrus Ally merupakan duet kepemimpinan pesantren yang sangat ideal. Dimana KH. Marzuki Dahlan sebagai Kyai yang kental dengan karakter sufistik dan KH. Mahrus Ally yang memiliki hubungan yang luas dengan dunia di luar pesantren.
BiografiKH. Dimyati Rois Kelahiran KH. Dimyati Rois atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abah Dim lahir pada 5 juni 1945 di Tegal Glagah Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra
Ridhoorang tua adalah hal yang sangat penting. Berikut ini adalah pesan KH. Abdullah Kafabihi Mahrus tentang ridho orang tua. HIDAYATUNA.COM - Sangat rugi bila mana orang yang mempunyai kedua orang tua namun tidak birrul walidain dan tidak berbakti kepada kedua orang tuanya.. Jangan sampai kita berkata yang menyakiti orang tua.
SolichanArif, Koran SI · Selasa 10 Juni 2014 05:56 WIB. KH Idris Marzuki (foto: Antara) KEDIRI - Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) kembali berduka. Hanya rentang sehari dari berpulangnya KH Khotib Umar, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember Minggu (8/6), KH Idris Marzuqi bin Marzuqi Dahlan (74), pengasuh Ponpes Lirboyo Kota
Inilantaran empat dari putra-putri almarhum menikah dengan putra pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, seperti KY Anwar Manshur dan KH Kafabihi Mahrus. Sosok Mas Subadar juga menjadi cendekia dan sumber solusi atas kelebihannya memahami fikih. Almarhum menjadi rujukan dalam setiap forum Bahtsul Masail ketika ada perdebatan atas suatu masalah. SO51PzE.
  • xocu2zw5qj.pages.dev/265
  • xocu2zw5qj.pages.dev/552
  • xocu2zw5qj.pages.dev/126
  • xocu2zw5qj.pages.dev/508
  • xocu2zw5qj.pages.dev/26
  • xocu2zw5qj.pages.dev/106
  • xocu2zw5qj.pages.dev/300
  • xocu2zw5qj.pages.dev/495
  • putra putri kh kafabihi mahrus